Selasa, 12 November 2013

PUASA ‘ASYURA



Alhamdulillah pada 5 November 2013 bertepatan dengan pergantian tahun baru yakni 1435 Hijriyah. Pada bulan Muharram ini orang Jawa menamai bulan Suro ( berasal dari kata Asyura ), umumnya mereka mengadakan upacara : Menjamas Gaman(mencuci senjata), membuat bubur suro dan meyakini bahwa pada bulan suro ini pantangan untuk mengadakan hajatan, karena akan mendatangkan sial, yang jelas keyakinan ini tidak ada dasar syar’i nya dan sangat bertentangan dengan Agama, bukankah semua hari itu baik menurut Agama.

            Diantara tuntunan Agama yang sehubungan dengan dengan bulan Muharram ini adalah Puasa ‘Asyura yang memiliki keutamaan menghapus dosa setahun yang lalu.
“ Dari Abu Qatadah r.a Rasululloh s.a.w bersabda : “ Puasa hari ‘Asyura itu menghapus dosa satu tahun yang lalu”. (H.R.Muslim)

            Riwayat terjadinya puasa ini ketika Rasululloh s.a.w. tiba di Madinah menyaksikan orang – orang Yahudi pada berpuasa pada hari ‘Asyura, kemudian beliau berpuasa dan memerintah orang-orang muslim untuk berpuasa.

Nabi s.a.w. datang ke Madinah maka dilihatnya orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura, maka Nabi s.a.w. bertanya: “ada apa ini? “, mereka berkata :” Hari baik disaat mana Allah membebaskan Nabi Musa dan Bani Israil dari musuh mereka, hingga dipuasakan oleh Musa”, Maka Nabi s.a.w. bersabda “Saya lebih berhak terhadap Musa daripada kamu”. Kemudian Beliau berpuasa pada hari itu dan memerintah agar orang-orang berpuasa “. (H.R. Bukhari Muslim)

            Atas perintah Nabi s.a.w. ini ada seorang Sahabat mengingatkan, karena dianggapnya Nabi s.a.w. meniru ibadah orang Yahudi dan Nasrani yang mengagungkan hari ‘Asyura tersebut. Akhirnya agar tidak menyamainya, maka Nabi s.a.w. berkeinginan tahun depan menambah dengan Puasa Tasu’a (ke Sembilan), agar tidak menyamai ibadah mereka, sehingga puasanya menjadi 2 hari (9 dan 10 Muharram).
            “ Tatkala Rasulullah s.a.w. berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan orang agar mempuasakannya , mereka berkata : “ Ya Rasulullah ia adalah suatu hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani”. Maka Nabi s.a.w. bersabda : “ Jika datang tahun depan Insyaa Allah kita berpuasa pada hari ke sembilan(taasi’) “. Kata Ibnu Abbas : “ Maka belum lagi datang tahun depan itu Rasulullah Wafat :. (H.R. Muslim dan Abu Dawud)
            Tetapi pada tahun berikutnya beliau wafat, sehingga tidak bisa melaksanakannya, walaupun beliau belum melaksanakannya tetapi Beliau sudah menyabdakannya, jadi mari kita melaksanakan puasa pada 9 dan 10 Muharram (Rabu dan Kamis, 13-14 November 2013).

(Di kutip dari Buletin Al Hakim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar