Alhamdulillah pada 5 November 2013 bertepatan dengan pergantian
tahun baru yakni 1435 Hijriyah. Pada bulan Muharram ini orang Jawa menamai
bulan Suro ( berasal dari kata Asyura ), umumnya mereka mengadakan upacara :
Menjamas Gaman(mencuci senjata), membuat bubur suro dan meyakini bahwa pada
bulan suro ini pantangan untuk mengadakan hajatan, karena akan mendatangkan
sial, yang jelas keyakinan ini tidak
ada dasar syar’i nya dan sangat bertentangan dengan Agama, bukankah
semua hari itu baik menurut Agama.
Diantara tuntunan Agama yang
sehubungan dengan dengan bulan Muharram ini adalah Puasa ‘Asyura yang memiliki keutamaan menghapus dosa setahun yang lalu.
“ Dari Abu Qatadah r.a Rasululloh s.a.w
bersabda : “ Puasa hari ‘Asyura itu menghapus dosa satu tahun yang lalu”.
(H.R.Muslim)
Riwayat terjadinya puasa ini ketika
Rasululloh s.a.w. tiba di Madinah menyaksikan orang – orang Yahudi pada
berpuasa pada hari ‘Asyura, kemudian beliau berpuasa dan memerintah orang-orang
muslim untuk berpuasa.
“Nabi s.a.w. datang ke Madinah maka
dilihatnya orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura, maka Nabi s.a.w.
bertanya: “ada apa ini? “, mereka berkata :” Hari baik disaat mana Allah membebaskan
Nabi Musa dan Bani Israil dari musuh mereka, hingga dipuasakan oleh Musa”, Maka
Nabi s.a.w. bersabda “Saya lebih berhak terhadap Musa daripada kamu”. Kemudian Beliau
berpuasa pada hari itu dan memerintah agar orang-orang berpuasa “. (H.R.
Bukhari Muslim)
Atas perintah Nabi s.a.w. ini ada
seorang Sahabat mengingatkan, karena dianggapnya Nabi s.a.w. meniru ibadah
orang Yahudi dan Nasrani yang mengagungkan hari ‘Asyura tersebut. Akhirnya agar
tidak menyamainya, maka Nabi s.a.w. berkeinginan tahun depan menambah dengan
Puasa Tasu’a (ke Sembilan), agar tidak menyamai ibadah mereka, sehingga puasanya
menjadi 2 hari (9 dan 10 Muharram).
“
Tatkala Rasulullah s.a.w. berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan orang
agar mempuasakannya , mereka berkata : “ Ya Rasulullah ia adalah suatu hari
yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani”. Maka Nabi s.a.w. bersabda : “
Jika datang tahun depan Insyaa Allah kita berpuasa pada hari ke sembilan(taasi’)
“. Kata Ibnu Abbas : “ Maka belum lagi datang tahun depan itu Rasulullah Wafat
:. (H.R. Muslim dan Abu Dawud)
Tetapi pada tahun berikutnya beliau
wafat, sehingga tidak bisa melaksanakannya, walaupun beliau belum
melaksanakannya tetapi Beliau sudah menyabdakannya, jadi mari kita melaksanakan puasa pada 9 dan 10 Muharram (Rabu dan
Kamis, 13-14 November 2013).
(Di kutip dari Buletin Al Hakim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar